Selasa, 07 April 2020

Siaap...


Dunia sementara Akhirat selamanya

Setiap perjalanan akan ada ujung akhir, begitu jua perjalanan hidup akan ada akhirnya, dari dunia akan lanjut perjalanan ke kubur.. siapkan bekal perjalanan.. sebaik-baik bekal adalah iman amal sholeh.

Senin, 09 September 2019

Senin, 09 Maret 2015

Alhamdulillah Ijab Qobul akad nikah berlangsung hidmat..
KOTA TENGAH, SENIN 05 JANUARI 2015
MUHAMMAD ILHAM DENGAN DIAN IKA RAHAYU

Sabtu, 06 Desember 2014

Pernikahan

“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)
“Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-baiknya istri, apabila dipandang suaminya menyenangkan, bila diperintah ia taat, bila suami tidak ada, ia jaga harta suaminya dan ia jaga kehormatan dirinya” (Al Hadits)
“Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)
“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)
“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain” (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)


Kota Tengah, 05 Januari 2015 kita tunggu waktunya

Kamis, 08 Mei 2014

Kita Harus Memiliki Cita-Cita



Mengapa kita harus belajar? Mengapa kita harus rajin membaca? Mengapa kita harus disiplin dan tepat waktu? Mengapa perlu belajar bahasa asing (misalnya bahasa Inggris)?
Jawabannya: karena kita punya cita-cita.
Coba pikirkan apa cita-citamu. Kalau masih bingung apa cita-citamu, Kakak beri contoh cita-cita sahabat Kakak ya. Namanya Indri dan ketika SD ia bercita-cita menjadi dokter hewan. Ia suka sekali binatang. Suatu hari ia menonton TV yang menyiarkan bagaimana dokter hewan menyelamatkan seekor macan Sumatra di kebun binatang, dan Indri pun terinspirasi: “€œAku ingin menjadi dokter hewan seperti itu,” ujarnya.
Seperti Indri, seringkali cita-cita kita dipengaruhi oleh sekitar kita: apa yang kita saksikan di TV, orang-orang hebat di sekitar kita, atau tokoh yang kita baca di koran. Ada yang bercita-cita menjadi guru seperti ayahnya, ada juga yang ingin menjadi atlet yang mengangkat piala kemenangan dan mengibarkan merah putih, seperti yang kita lihat di TV.
Kalau masih bingung mau jadi apa ketika kamu besar nanti, coba juga kunjungi museum, baca buku atau komik tentang tokoh ilmuwan dan penjelajah dunia, pilih film atau siaran TV yang menceritakan perjuangan orang mencapai cita-cita; biasanya itu akan membantu menemukan cita-citamu. Guru di sekolah pun mungkin bisa membantu mencari inspirasi itu.
Tetapi tunggu dulu, apakah cita-cita perlu dipikirkan sekarang, sejak SD atau SMP?
Sejak kecil Indri rajin belajar dan membaca berbagai buku dan majalah, terutama tentang kehidupan binatang. Ia diajarkan ibunya bahwa untuk mencapai cita-citanya, syarat pertamanya adalah harus membaca yang banyak. Membaca itu harus dilatih. Jika tidak dibiasakan membaca berbagai buku sejak kecil, ketika dewasa kita akan kesulitan untuk membiasakan diri membaca. Dan kalau malas membaca, pasti Indri sulit untuk lulus kuliah dan bisa-bisa cita-citanya menjadi dokter hewan pun gagal diraih.
Menjadi dokter hewan pasti susah, pikir Indri. Aku tidak hanya harus pintar, tetapi harus berani. Bayangkan kalau aku takut macan, bagaimana bisa aku membantu macan yang sakit jika aku tidak berani dekat-dekat macan? Indri pun mencari cara bagaimana agar ia terlatih untuk menjadi pemberani.
Sejak ia bercita-cita menjadi dokter hewan, Indri juga terdorong untuk belajar bahasa Inggris. Apa hubungannya? Ia suka mencari informasi di internet, cerita tentang dokter hewan dan binatang-binatang di Afrika, atau bahkan di Kutub Utara. Cerita yang didapatnya banyak ditulis dalam bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia. Maka Indri pun mulai belajar bahasa Inggris.
Nah, sampai sini terbayang kan bagaimana pentingnya cita-cita? Cita-cita Indri membuatnya menjadi lebih semangat belajar. Iapun tidak pernah bingung bagaimana memanfaatkan waktu liburannya. Ia pergi ke kebun binatang, menawarkan diri untuk bekerja sukarela membantu petugas di sana merawat binatang, belajar bahasa Inggris, dan iapun sering pergi ke perpustakaan dan museum. Cita-cita sangat membantu kita mengisi hari-hari dengan kegiatan yang berguna.
Lalu, bagaimana kalau cita-cita kita berubah?
Tidak apa-apa. Indri sekarang sudah berusia empat puluh tahun, mungkin seusia orangtuamu. Profesinya bukan dokter hewan. Ia adalah seorang arsitek. Apakah ia gagal mencapai cita-citanya? Tidak. Semangatnya untuk mencapai cita-cita tidak pernah padam walaupun ia tidak jadi kuliah di fakultas kedokteran hewan. Karena sejak kecil selalu antusias belajar, Indri menjadi arsitek yang sukses. Saat ini Indri merancang kebun binatang, seperti yang diimpikannya ketika kecil.
Jadi, jangan takut dan jangan ragu untuk mempunyai cita-cita. Sebaliknya, kita harus punya cita-cita. Dengan cita-cita, kita jadi lebih mengerti mengapa kita harus rajin membaca buku dan berita, mengapa kita harus disiplin, bahkan harus menjaga kesehatan. Cita-cita akan membantu kita lebih semangat belajar, lebih berani, dan tidak mudah menyerah.
Suatu hari ayah saya mengatakan: “œSimpan cita-citamu dalam hati, jangan pernah dilupakan. Mungkin ia tidak akan tercapai dengan cepat dan mudah, tetapi kamu harus yakin suatu saat kamu akan berhasil.”
Kakak yakin, suatu saat kamu pasti akan berhasil mencapai cita-citamu!

*Nisa Faridz adalah mahasiswa doktoral dalam bidang administrasi dan kebijakan pendidikan di State University of New York, Albany, Amerika Serikat. Awalnya ia adalah seorang guru SD, lalu beralih menjadi pengajar untuk calon guru dan fasilitator untuk pengembangan sekolah dan profesi keguruan.
**Tulisan ini dimuat di anakbertanya.com, 17-01-2014

Sumber : http://indonesia2045.com/